Daftar Isi
Lihat

Hai Sahabat Mamah, kali ini saya ingin bercerita mengenai pengalaman saya dan suami mengikuti kelas persiapan persalinan. Kami mengikuti kelas persiapan persalinan di Rumah Bersalin Depok Jaya, lokasinya di Depok dong ya. Kelas ini kami ikuti tahun sekitar bulan Maret 2019 lalu. Wow setahun yang lalu, baru bisa kutuliskan di sini hehe.
Apa perlunya belajar di kelas persiapan persalinan? Awalnya karena niat saya sungguh-sungguh untuk dapat melahirkan normal setelah operasi caesar anak pertama atau bahasa kerennya VBAC (Vaginal birth after caesarean).
Saya pribadi miskin ilmu dan banyak menyisakan trauma di kepala, selain itu ingin meneguk hikmah dari orang-orang berilmu tentang persalinan. Masa aku kalah dengan Imam Syafii yang rela mencari ilmu ke pelosok dunia, masa hanya Jakarta-Depok kalah.hihi.
Tentu sebelum mengajukan kepada Komandan keluarga tercinta, riset kecil-kecil sudah kulakukan. Dari mencari yang terdekat, tetapi jadwalnya cocok, tidak ada. Lumayan dekat tapi harganya seperti 1x periksa kandungan ke dokter di Rumah Sakit sekaligus nebus vitamin 2 bulan. Dilala dengan kekuatan hashtag di dunia instagram bertemulah Saya dengan akun IG Rumah Bersalin Depok Jaya. Di sana lengkap sekali fasilitas kelas belajar untuk Ibu hamil dalam rangka persalinan. Mulai dari kelas prenatal gentle yoga sampai kelas persiapan persalinan. Luar biasanya kelas persiapan persalinan, kelas newborn dan kelas hypnobirthing dilakukan berdua bersama pasangan. Artinya edukasi yg diberikan memang tak semata-mata pada Ibu, Suami selain berperan sebagai pasangan adalah pendamping persalinan utama yang harus memiliki pengetahuan yang baik sama halnya dengan Ibu. Dan semua kelas tersebut terjadwal dengan baik setiap bulannya.
![]() |
Jadwal Kelas Persiapan Persalinan di RB Depok Jaya (Source : IG @rumahbersalin_depokjaya) |
Setelah mengadakan riset kecil-kecilan itu, saya menemukan foto teman kuliah S1 saya tengah mengikuti kelas persiapan persalinan di tempat tersebut. Singkat cerita saya chat whatsapp pribadi dan bertanya-tanya bagaimana kelas di sana. Testimoni atas pengalaman mengikuti kelas serta harganya yang masih ramah di kantong hanya aebesar Rp 250.000 (2019) membuatku bulat mendaftarkan diri ke kelas ini. Walaupun jaraknya cukup jauh dari kediaman saya di cililitan. Karena selain ingin mengikuti kelas persiapan persalinan yang diadakan pukul 09.00-12.00, kami juga ingin memeriksakan kandungan. Pada bulan itu saya dan suami belum bulat suara dalam memutuskan melahirkan anak kedua di mana. Saya masih belum sreg sebenarnya di Rumah Bersalin Anny Rahardjo karena proses persalinan VBAC di sana dkpimpin langsung oleh dokter laki-laki bukan bidan di sana.
Balik lagi ke kelas persiapan persalinan. Bidan Jehannara, nama fasilitator yang mengampu pada hari itu bertanya pada kami “kenapa ingin bersalin secara normal?”
Semua menjawab hampir serupa karena anak pertama minim ilmu. Sepertinya aku satu-satunya peserta yang sudah melahirkan sebelumnya, Kini kuberanikan diri untuk menjawab bahwa aku ingin mencoba bersalin normal setelah operasi caesar sebelumnya. Meski berpendidikan background bioteknologi tak serta merta aku mengerti semua fisiologi dan anatomi manusia khususnya untuk persalinan.
Di hari minggu yang cerah itu ada 10 pasang suami istri termasuk saya. Kami diminta menuliskan di secarik kertas apa yang diharapkan dari kelas ini, lalu kertas yang lain dituliskan persalinan seperti apa yang ingin dikehendaki. Semua dilakukan dengan berdiskusi dengan pasangan masing-masing, yaiyalah atuh jangan sama pasangan sebelahnya!
Kami belajar banyak hal, beberapa yang saya ingat:
1. Tahapan Persalinan
Dulu ketika melahirkan anak pertama saya berpikir bersalin itu kaya bersin. Cukup denger cerita-cerita dan baca-baca nanti juga bisa lahir sendiri. Nol besar sekali pikiranku saat itu. Padahal aku punya 2 kakak yang telah melahirkan, ibu yang melahirkan 5 anak tapi tak cukup ku meneguk hikmah bersalin dari mereka. Setelah saya belajar dengan bidan jehan, banyak sekali kalimat oh dalam hati.
2. Peran Pendamping Persalinan
Ini yang paling penting, suami yang rela kita bawa ke tempat pelatihan seperti ini pasti butuh proses dan jiwa yang besar. Dengan pemaparan yang bukan cuma materi, dengan video dengan alat peraga membuat suami suami merasa excited juga.
3. Memilih Posisi Persalinan
Jika kalian berpikir melahirkan hanya telentang adalah nol besar. Ada ragam posisi. Dan ternyata posisi telentang adalah posisi yang paling menyulitkan sang ibu tapi memudahkan petugas kesehatan. Coba temen2 banyangin yah lagi buang air besar sambil tiduran, enak ga?
4. Comfort Massage for Labor
Aku suka bagian ini, langsung praktek pak suami melakukan teknik rebozo untuk memberi kenyamanan saat bersalin juga bs dilakukan saat hamil besar dg catatan kehamilan sehat ya Gaes.
5. Birth Plan
Layaknya kehidupan, Persalinan pun harus ada rencana. Mulai dari mana, bagaimana dengan siapa Bidan Jehan membimbing kami membuat birth plan
Menurut saya ini klinik keren banget setiap bulan mengedukasi para bumil dan pamil untuk lebih memberdayakan diri supaya kita juga “pinter”.
Serunya lagi jg bukan kelas seminar tapi ada praktek, bener kata bidan Jehan kalau dengar doang mungkin cm 10% yg masuk dengan melihat dan praktek mudah2an lebih melekat semua ilmunya.
Usai kelas, saya dan suami mengantri untuk memeriksakan kehamilan ke Bidan Jehannara. Beliau sangat famous di klinik itu, selain ada pasangan di kelas persiapan persalinan mau periksa juga ada juga pasien lain yang sudah mengantri untuk diperiksa dengan beliau. Terbukti dengan totalitas beliau saat kontrol kandungan para pasiennya, perawat bagian administration berkata bahwa masing-masing pasien biasanya paling cepat 30 menit. Wuaah saya urutan 6 kala itu, padahal beliau “cuma” bidan diperiksanya diapaain ya karena biasanya periksa kehamilan plg lama pun 15 menit.
Jadi sembari menunggu, saya dan suami berjalan-jalan (bener2 jalan bu secara kandungan udah gede) sambil mencari semangkuk baso.
Benar saja saat masuk dan pertama kali berhadapan dengan beliau, i think the most loveable midwife yg pernah kutemui. Kalau kata #institutibuprofesional orang yg berbinar-binar dengan profesinya keliatan sekali. Penjelasannya detail ramah dan jelas.
Mungkin karena beliau dosen juga ya, saya menuliskan ini 1 tahun setelah anak saya lahir pun masih merasakan kebahagiaan ketika diperiksa oleh beliau. Setelah dilakukan pemeriksaan juga pengambilan foto usg (fyi di sana pun ada usg 2Dnya).
Akhirnya niat utamanya kuutarakan, apakah di klinik ini dapat melahirkan secara VBAC.
Jawabannya adalah ia berterimakasih padaku, atas semangat dan kegigihan kami yang mau mengupayakan proses persalinan normal. Kami yang mau ikut kelas persiapan persalinan dan mencari provider sampai kesini.
“Saya mendukung sekali atas niat dan keinginan Mbak untuk bersalin normal “
Itu kata-kata yang saya ingat sampai sekarang.
Meski diujungnya ia meminta maaf karena di klinik ini belum ada kebijakan penerima persalinan VBAC, karena persalinan VBAC harus dipimpin oleh dokter dan dokter-dokter yang berjaga di sini memiliki madzab jika bersalin VBAC harus dilakukan di fasilitas kesehatan yang ada ruang operasinya jika terjadi sesuatu.
Walaupun berujung kecewa menerima kenyataan tidak bisa bersalin di sana, bagaimana tidak saya ingin bersalin di sana? Pro normal jelas, hypno birthing apalagi, fasilitas melahirkan layaknya rumah sangat nyaman.
Penjelasannya Bu Bidan yang runut tanpa mau menyakiti perasaan saya juga alternatif dan solusinya. Ternyata Ia juga mengenal Bidan Anny Raharjo dan menyarankan saya bersalin di sana.
Bismillah kami pun bulat untuk melahirkan di Klinik Anny Rahardjo.
Baca juga : Birthstory Anak kedua dengan Persalinan VBAC
Dan teman-teman tahu ga, sebelum mulai USG beliau permisi dan mengajak ngobrol dede janin dan terakhir ini pertama kalinya jg loh ada yg mencium perut saya selesai kontrol.
Menurut saya itu poin plus banget dari seorang bidan, kalau saja banyak bidan jehannara di indonesian pasti angka operasi caesar bisa ditekan.
Ah masyaAllah thanks so much energynya bu bidan.
![]() |
Terakhir ini salah satu ikhtiar kami untuk mempersiapkan diri menyambut masa depan. Knowledge is power and practice makes perfect .
Semoga memberi manfaat dan inspirasi. Selamat memberdayakan diri!
Salam,

Total Views: 570 ,
26 Comments. Leave new
persiapan persalinan bukan cuma tugas seorang wanita, tapi juga perlu ada kontribusi sang suami. belajar bersama
Ilmu yang sangat bermanfaat nif mbak. Aduh saya bingung mau komentar apa yah? Secara saya masih single ini.
Tar kami ikuti and terapkan kl dah dapat calon baby hehe
Tq for sharing
Melahirkan memang harus benar-benar dipersiapkan. Supaya nanti persalinannya aman untuk ibu dan anaknya.. .
Pasti senang sekali ya diperiksa oleh bidan yang ramah seperti bidan jehannara ini. Jadi ibu yang akan melahirkan kondisi psikologisnya lebih tenang.. .
saya juga pengen nih kalo nanti lahiran bisa normal dan ke bidan aja. haha. karena pikiran suka kalut kalo di RS tuh, kakak saya dua kali lahiran di RS bikin saya trauma heu. entahlah apa saya aja yang parno. baca tulisan mba shafira ikutan senang ada bidan yang care begini. masyaallah.
bagus ini untuk persiapan istri saya
Persiapannya harus matang ya melahirkan normal itu salut buat yg memilih lahiran normal semangat mbak
Bidan itu emang harus lembut, sabar, dan senyum. Lihat senyumnya aja kita udah tenang ya mba, apalagi kalo bidannya ngemong banget ke kita. Duh, jadi semangat buat lahiran kaaan.
MaayaAllah mba, selamat ya..
Saya doakan agar vbac nya berjalan lancar. Ibu dan bayi sehat. Ibunya cepat pulih ya . Aamiin.
Saya senang dengan bidan yang baik hati seperti ini Mba.
Saya kebetulan anak ke 1-4 di bidan yang sama. .
Anak ke 5 mau ke bidan itu juga, sayangnya anaknya keburu lahir di rumah. Hehehe
Aamiin ya Rabb. Makasih doanya Mbak. Iya betul senang betul rasanya bila bs lahiran dgn beliau.
Wah anaknya udah 5, homebirth gt ya mbak hehe
Senang sekali ada kelas persiapan melahirkan, dan di kelas itu punya simulasi melahirkan. Ayah dan ibu jadi tahu apa yang harus dilakukan saat proses melahirkan.
Setuju banget sama artikelnya k. Melahirkan memang harus dipersiapkan dengan matang. Banyak hal yang harus dipikirkan termasuk pilihan melahirkan dengan proses normal atau caesar. Saya pun punya pengalaman tentang ini k.
Iya mbak lidia biar makin mantep bersalin jadi kita sama suami brlajar dulu. Mau dong nanti baca2 ceritanya hehe
Wah keren Mbak bisa memilih VBAC. Itu tantangannya lebih berat katanya. Baru tahu sih ternyata ada latihan pra eprsalinan gitu, hehe
Bagus nih ada edukasi macam gini. Bisa membuat para ibu lebih siap menyambut kelahiran buah hati. Salut buat para ayah yang peduli. Kalian sebenar-benar berhati mulia.
Dengan adanya persiapan, semakin matang pula kesiapan melahirkan ya Mbak. Jadi ingat di beberapa puskesmas yang punya jadwal buat bumi.
Wah salut buat kaum hawa, jadi inget dengan emak.
Saya baru tau kalau ada Kelas Persiapan Persalinan seperti di atas, bagus banget programnya membantu banget pastinya buat ibu ibu yang hendak melahirkan.
Baru tahu kalo persalinan juga ada kelas persiapannya. Jakarta-Depok lumayanlaah untuk belajar ilmu yang sangat penting buat ibu hamil begini mah.
Peran pendamping persalinan ini penting banget. Ibu yang sedang proses lahiran, menjadi kuat mentalnya.
Luar biasa, bekerja dari hati, mengedukasi dengan cinta. Seandainya saya bisa mengulang masa dulu..
Persiapan persalinan memang harus dilakukan.baik untuk ibunya maupun pasangan ya .
Jadi posisi pas persalinan itu tidak hanya terlentang ya Mbak? Saya baru tahu. Di samping itu dukungan suami sangat sangat penting bagi lancarnya persalinan istri ya Mbak
Iya mas fadli, banyak posisi persalinan. Kapan2 saya cerita di sini ya
Daerah Depok ya… semoga menular ke daerah lainnya… sebab saya sendiri masih ada stigma… jika anak pertama caesar maka kemungkinan anak ke juga akan caesar… tapi rupanya bisa berbeda…TFS kak
Ini semua wanita baik yg mau melahirkan atay yg masih single kayak aku wajib deh dpt edukasi masalah persalinan begini. Thx a lot kak
suami perlu tahu nih. karena persalinan juga mengedukasi kaum laki laki alias calon bapak. jadi istri dan suami sama sama ngerti. semoga cerita selanjutnya menginspirasi ya