Insecure sebagai orang tua? Ini bisa jadi solusinya!

Photo of author

By Shafira Adlina

solusi insecure adalah

 

Insecure sebagai orang tua. Suatu hari saya pernah memberi pesan kepada salah satu teman saya yang berada di satu kepanitiaan acara ibu-ibu. Pesan tersebut berisikan menanyakan mengapa selama ini dia tak pernah sekalipun memngirim pesan di grup sekadar konfirmasi kehadiran rapat atau kegiatan hari H.

“Aku merasa insecure, Na …”ungkapnya padaku.

Saat itu saya tak paham  apa makna  insecure yang ia utarakan padaku. Singkatnya karena merasa tidak percaya diri dan merasa bersalah apapun yang ingin katakana di grup itu. Saya hanya memberi nasihat kala itu, “bukankah orang akan salah paham dengan sikap Mbak? Mbak akan dikira tidak peduli dengan tidak merespon semua hal yang terjadi di kepanitiaan ini.”

Apa itu Insecure?

Pasti kita  pernah   menjumpai   beberapa   teman kita   yang   memiliki karakter seperti  pencemas,  penakut,  perasaan  rendah  diri  dan  pemalu. Kejadian itu yang membuatku penasaran ingin mengetahui apa itu perasaan insecure dan mengapa seseorang bisa mengalami sebuah perasaan insecure?

Insecure adalah sebuah perasaan ketidak percaya diri yang dimiliki seseorang yang menggambarkan sebuah perasaan takut dan tidak aman.

Perasaan tidak aman dapat diartikan sebagai sebuah perasaan takut akan sesuatu yang dipicu oleh ketidakpuasan dan ketidakyakinan akan kapasitas diri sendiri.

Perasaan ini biasa dialami oleh setiap orang dalam hidupnya. Namun, ada sebagian orang yang mengalami perasaan insecure ini di waktu tertentu saja ada juga yang mengalaminya setiap saat.

Penyebab Orang Tua Merasa Insecure

Penyebab orang merasa insecure bisa karena kejadian-kejadian di masa kecil, trauma masa lalu, kejadian yang baru-baru ini dialami, tekanan dari lingkungan dan sebagainya. Tidak hanya pribadi, sebagai orang tua ternyata sering merasakan insecure. Bagaimana seorang orang tua khususnya seorang Mamah merasa insecure?

Penyebab perasaan insecure ini bisa ternjadi dari dalam maupun luar pribadi itu sendiri. Berikut hal-hal yang melatarbelakangi seseorang merasa insecure. 

1. Membandingkan dengan Orang Lain

The grass is always greener on the other side.

Kutipan tersebut memberikan arti bahwarumput tetangga selalu lebih hijau. Tanpa sadar atau secara sadar setiap irang pasti pernah membandingkan diri dan orang lain. Kita akan lelah hati jika membandingkan segala urusan dunia kepada orang lain yang di atas kita. Tak mengapa selama kita membandingkan tetapi memicu semangat adrenalin kita.

Namun, kita tidak pernah tahu hati kita berbisik apa, kadang rasa insecure itu datang taktala mata kita fokus pada kekurangan diri kita.

2. Mengalami sebuah kegagalan

Orang tua, seorang mamah khususnya kadang merasa bersalah lalu merasa insecure ketika mengalami sebuah kegagalan yang dipandang oleh cara pandangnya. Merasa bersalah ketika tidak melahirkan secara normal atau tidak tuntas dalam memberi ASI secara eksklusif.

Apalagi ketika mengalami kondisi hamil dan melahirkan yang melibatkan perubahan banyak hormon. Secara langsung perubahan hormon ini juga mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang.

Perasaan cemas, takut, tidak percaya diri bermunculan. Perasaan insecure yang tumbuh pun beranekaragaman karena proses melahirkan atau karena luka jahitan dalam.

3. Terlalu Sering Mengakses Media Sosial

Di era yang sangat desktruktif dan pesatnya arus informasi saat ini, hal yang tidak bisa dihindari adalah media sosial. Banyak di antara teman-teman “offline” saya, yang akhirnya mengistirahatkan beberapa akun media sosialnya ketika merasa down. Alasanya mereka jauh lebih baik saat bisa menenangkan diri tanpa media sosial.

Media sosial yang didominasi oleh semarak momen bahagia sering dijadikan alat pembanding. Walaupun kita tahu bahwa media sosial itu seperti alat yang bisa kita gunakan sesuai tujuan kita. Namun, tanpa sadar atau sadar kita sering terluka karena tajamnya pisau media sosial. Kadang kita lupa bahwa apa yang dibagikan di media sosial hanyalah sebagian kecil dari kehidupan orang lain.

Ada beberapa orang juga yang mengklaim bahwa mereka merasa bahagia ketika melihat kebahagiaan orang lain, tetapi persentase golongan malaikat ini saya rasa cuma sedikit.

Ada juga yang mengatur media sosial sedemikian rupa hanya untuk melihat telaga ilmu tertentu. Sekali lagi media sosial itu seperti alat, kita bisa membatasi penggunaanya jika hanya menghadirkan perasaan insecure dalam diri kita.

4.  Tekanan dari Lingkungan Sekitar

Alasan mengapa hadir rasa insecure juga disebabkan dari luar seperti tekanan yang ditimbulkan dari sekitar. Meski ada pepatah daging ikan laut tak akan asin di lautan. Namun, sebagai manusia kadang kita merasa overwhelmed dengan segala tekanan yang ada.

Apalagi ketika mendapatkan predikat sebagai orang tua baru. Pertama kali menjadi Mamah saya juga merasa sering kebingungan harus melakukan apa ketika merawat bayi yang baru lahir.

Walaupun kita telah menyiapkan diri dengan segudang pengetahuan tentang merawat bayi dan panduan parenting lainnya. lalu datanglah segudang nasihat yang cenderung menghakimi.

“wah asinya ga lancar, jarang makan sayur ya?”

“asinya belum keluar ya?”

Memang ada dua pilihan, mereka yang bertanya benar tulus bertanya atau mau menasihati dan menghakimi.

Semua komentar dan sudut pandang orang lain ini menjadi sebuah tekanan yang kemudian dapat mengacaukan pikiran dan emosi kita sebagai orang tua. Beberapa dari kita akhirnya merasa insecure dan tidak becus mengurus anak sendiri. Apalagi ketika tidak mendapatkan dukungan dari pasangan juga bisa menjadikan perasaan ini semakin menjadi-jadi.

Solusi dari perasaan Insecure yang dialami Orang Tua

Setelah mengetahui alasan mengapa terjadi perasaan insecure yang menghampiri, kitapun mencari apa solusi dari perasaan insecure tersebut. Perasaan insecure dapat berdampak positif bagi seseorang jika muncul beberapa kali saja dan bukan merupakan hal yang terus menerus terjadi.

Perasaan insecure yang tepat akan membawa dampak positif seperti pecutan motivasi untuk menjadi lebih baik.

Namun, jika perasaan insecure dialami terus menerus dan berulang, maka hanyalah dampak negatifnya saja. Kita dapat menjadi depresi dan selalu berburuk sangka pada diri sendiri dan orang lain.

Semoga ulasan di bawah ini bisa menjadi solusi bagi kita yang sedang mengalami perasaan insecure ini :

1. Sadari kelebihan dan kekurangan diri.

Semua yang diciptakan Allah Ta’ala tidak pernah ada yang sia-sia. Setiap makhluk memiliki fungsi dan perannya masing-masing.

Setiap manusia memiliki potensi kelebihan dan kekurangannya. Begitupula kita, temukan dan sadari apa kelebihan dan kekurangan diri kita sendiri.Perlahan mulai yakin bahwa setiap manusia sudah terlahir dengan potensi dan kesempatannya masing-masing.

Temukan passion kita di bidang apapun itu. Entah itu, membuat mainan anak, mendesain atau menulis di dalam blog.

Setelah sadar lalu asah dengan baik kemampuan tersebut.

Dengan begitu, kita tidak akan dan perlu insecure jika ada orang lain yang lebih-lebih dalam segala hal dibanding kita. Karena kita telah memiliki cahaya sendiri. Fokus pada terang cahaya yang kita miliki, jangan pada gelapnya.

2. Mengenal syari’at

Sering kita terbawa arus dengan segala sesuatu yang tidak esensial. Terjebak dalam “perang-perangan” antar orang tua yang mengklaim pilihan hidup dan aktivitasnya adalah yang paling benar atau sehat sementara pilihan dan aktivitas hidup orang lain adalah salah.

Atau malah merasa “kecil” dan tidak berdaya karena hidup kita begini-begini saja sementara orang lain begitu dan begitu. Lelah hayati sendir jadinya.

Oleh sebab itu, penting sekali untuk bermuhasabah untuk mengembalikan kembali untuk menemukan strong why kembali kepada Allah Yang Maha Mengatur Hidup.

Kita harus tahu apa maunya Sang Pencipta kita, kita ini diciptakan untuk tujuan apa.

Dengan merujuk kepada syari’at, kita tidak perlu insecure jika berbeda pilihan hidup dengan orang lain. Perbedaan itu wajar. Entah itu perbedaan dalam mendidik anak, profesi yang dipilih, cara menstimulus anak dan sebagainya.

Hal yang mendasar adalah bagaimana agar Allah ridho terhadap pilihan kita.

3. Berdoa agar dijauhkan dari penyakit hati.

Solusi lain agar kita tidak insecure adalah dengan cara langit. Selain berikhtiar maksimal kita juga harus optimal dalam meminta kepada Sang Khalik. Allah yang Maha Membolak-balikkan hati manusia.

Gemerlapnya dunia, apalagi dunia maya kini lebih gemerlah membuat kita memandang sebelah mata terhadap dunia nyata yang kita hadapi.

Kita mulai sibuk mengurusi urusan orang lain. Terlalu transparannya akses kehidupan dan urusan otang lain kadang membuat hati terbesit iri dan dengki.

Wah kok anaknya sudah bisa ngerjain integral?

Wah kok suaminya bisa romantis banget?

Wah kok keluarganya kompak bgt?

Terkadang kita tidak sadar tenyata hati kita yang sudah sakit karena ga bisa lihat orang lain senang, atau senang lihat orang lain susah? astagfirullah.

Jangan lupa untuk selalu meminta kepada Allah agar tehindar memiliki sifat ini, kita harus terus memohon supaya dijauhkan dari iri dengki terkait duniawi.

Jika itu urusan akhirat yang membuat kita terpacu semangatnya, lakukan. “wah ibu itu bisa tilawah sehari satu juz.” Kita tidak berhenti di wah tapi terus mengikuti amalannya di rumah. Itu jauh lebih bermanfaat.

Jangan sampai juga kita termotivasi akan akhirat tapi malah salah prakteknya. Misalnya ketika melihat anak lain bisa menghapal ayat Quran yang agak panjang, Surat An Naba. Lalu, kita menggegas anak kita yang masih 3 tahun yang baru hapal suart pendek 3 Qul.

Semoga Allah menjauhkan kita semua dari sifat iri dengki yang memakan kebaikan. Aamiin.

Kalau setiap diri ini sudah bebas iri dengki, insyaAllah tidak akan ada rasa insecure juga karena yakin bahwa segala sesuatu ditetapkan sesuai kadarnya.

Semoga bermanfaat, Salam.

Shafira Adlina.

shafira adlina

29 thoughts on “Insecure sebagai orang tua? Ini bisa jadi solusinya!”

  1. Rumput tetangga mah memang selalu nampak lebih hijau.. kalo gak bisa mengendalikan diri ya ujung2nya Insecure… Selain itu memang penting sih untuk selalu bersyukur, supaya gak kufur nikmat ya kan kak? Hehe

    Reply
  2. alhamdulillah, sekarang aku udah "sadar" bahwa anak dan keluarga kita sendiri itu memang nggak boleh dibanding-bandingin sama yang laen. Boleh untuk sekedar kasih contoh aja, tapi jangan sampek malah buat kita stres, hehe..

    Reply
  3. halo kak,
    bicara soal insceure, saya juga sering insecure sih tapi lebiih karena kemampuan orang lain yang saya gak bisa. seperti ilustrator muda yang berbakat dan para emak yang masih bisa ngatur waktu dan konsisten disana. karena, saya tau sulit sekali mengatur waktu antara domestik, suami, anak dan pekerjaan kita sebagai blogger. solusi nya benar kata kakak, mengenal syariat, berdoa dan tetapkan goal sebagai bahan bakar fokus kita.

    thanks for sharing ya kak

    Reply
  4. Waduh anak siapa tuh mba udah ngerjain integral? hahaha.
    terimakasih ka shaf sharingnya. Aku juga sering seperti ini. tapi selalu kukembalikan ke diri sendiri mau ngga kalau aku dipush dan dibandingkan gitu, sedih pasti

    Reply
  5. Nomor 1 dan 3 nih aku kadang2 masih ngerasain. Tipsnya ngena banget nih teh Ina. Kudu Hati2 bener sama penyakit hati yaa dan niat sih. Karena bisa jadi upayanya sudah ukhrawi tp ternyata niatnya duniawi. Gara2 niat jadi beda hasil yaa

    Reply
  6. Berdoa untuk dijauhkan dari perasaan nggak baik yang bisa merugikan diri dan hati ini selalu aku lakukan mba. eheheh … biar pikirannya nggak terkontaminasi hal buruk. Semangat kita, semoga bisa melalui ujian di kehidupan dengan mudah.

    Reply
  7. Waduh, saya kalo ingat cacing integral, langsung ingat buku Kalkulus yg tebalnya 500 halaman itu mba. Hahaha. Apalagi melototin tiap hari ya, mata pasti perih, butuh eyevit. Hiihi

    Reply
  8. Semua orang emang berpotensi insekyur ya mba. Terutama dari medsos sih. Tapi memang kalau yang merasakan seorang Ibu, kudu lebih tahan mental. Semoga suatu saat nanti, saya bisa sekuat itu kalau jadi Ibu.

    Reply
  9. Wah, ini sering terjadi di kita pada umumnya. Bukan hanya Bu ibu. Tapi kita pula yang bertanggung jawab menyelesaikan nya. Terima kasih banyak mbak artikelnya

    Reply
  10. Ini benerrr banget karena saya pernah mengalaminya. Di awal-awal jadi IRT rasanya hidup saya ini gak berarti banget dibanding orang lain. Tapi ternyata saya salah. Untuk menjadi berarti kita nggak perlu membandingkan apa yang kita lakukan dengan orang lain. Dengan begini saya bisa say bye sama perasaan insecure.

    Reply
  11. kalo udah tau kenal sama diri sendiri and then self love before other, mungkin insecure no more. tapi untuk proses menuju sel love nya itu yang memang jadi pe er ya

    Reply
  12. Semua pasti pernah ngalami insecure ini. Memang harus pintar mengelola emosi ini. Karena kalau tidak kita justru rugi sendiri. Kuncinya mungkin banyak bersyukur ya..kelihatannya mudah,,padahal susah..

    Reply
  13. Terkadang orang insecure itu karena ga mau cari perkara mbak, misalkan ada di kelompok bu ibu yang suka begini dan begitu tidak sesuai prinsipnya. Nah daripada cari perkara misalkan hanya ikut arus ya mending menghindar. Cumaa.. diluar itu orang menilainya jadi insecure.. tapi ya sepanjang si ibu ini masih menanggapi walau seperlunya sy pikir masih wajar sih..hehehe

    Reply
  14. Kalau kata orang jawa"wang sinawang", kurang lebih rumput tetangga selalu lebih hijau. Jujur ya kadang ada org lain yang sengaja bikin kita insecure. Aku sih woles aja. Dulu mgkin bete tapi skrng udh nyantai banget

    Reply
  15. Nah, terlalu sering melihat-lihat medsos juga gak baik ya ternyata Mbak… jadi bikin insecure. Kl sy medsos banyakan cm ikutan FBG BunPro sama buat shar-sher job aja sih hihi… tp bersosialisasi itu penting juga. Sekadar menyapa teman2 yg dikenal.

    Reply
  16. Sebenarnya perasaan seperti itu pasti selalu ada di setiap orang, tp emang tantangannya bagaimana kita harus keluar dari kondisi yg jg nggk bagus buat diri sendiri. Yah bagi saya sih masalah ini memang relate utk setiap org, semoga tips nya bisa membantu banyak org ya mba

    Reply
  17. Tema tentang self love seperti ini sepertinya memang harus banyak yang baca, kak. Soalnya, dominasi insecure belakangan ini cukup bikin sedih. Karena banyak yang baru sadar tapi enggak tau harus diapain perasaannya

    Reply
  18. kadang karena membandingkan diri ini dengan orang lain juga bisa membuat kita insecure ya mba. makanya kita juga harus sadar diri untuk gak melulu sosmed-an haha. kalo saya juga batasi sosmed. biar gak capek liat orang sering share kehidupannya yang "wah" haha.

    Reply
  19. Bener juga sih terlalu sering mengakses sosial media bisa membuat orang menjadi insecure karena orang selalu ingin menjadi diri orang lain yang terlihat lebih dan sempurna dan tidak puas dengan diri sendiri biasanya gitu sih ya

    Reply
  20. Huhuhu, aku juga lagi ngalamin insecure nih, ada rasa cemas kurang percaya diri. Trauma masa lalu, bullying di masa kecil karena kami dari keluarga yang kurang beruntung membuat itu terjadi.

    Reply
  21. Aku suka insecure kalau ketemu teman yang sok menasehati gitu kak, entah menasehati atau menghakimi tapi membuat suasana jadi nggak baik-baik saja. Suka sebel dengan orang-orang yang nggak bisa menjaga ucapannya gitu

    Reply
  22. Iya ya kak inna. Keseringan insecure itu disebabkan dari membandingkan hidup kita dengan orang lain di media sosial. Pernah banget ada temen yang curhat persis kayak gini.

    Reply
  23. Suka membanding2 kan kemampuan diri sendiri dengan orang lain bakal bikin insecure ya kak, jadi boleh membandingkan diri dengan orang lain tapi sewajarnya aja.

    Reply
  24. Saya kadang juga begini mbak. ternyata namanya insecure ya. baru tau. tapi perlahan saya hilangkan dan mencoba berani mengutarakan diri. Alhamdulillah lama lama bisa asalkan kita terbuka sama orang yang kita percaya.

    Reply
  25. Ok..rupanya insecure bisa datang dari kegagalan masalalu juga ya kak… dan memang dampak medsos terhada diri seseorang bisa beragam… nah tinggal kita menyikapinya dengan bijak

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page