Kereta Api Bogor-Sukabumi

Photo of author

By Shafira Adlina

“Neng, punten ya ongkosna 20puluh ribu lewat cihideung”

Begitulah kira kira bunyi kalimat abang supir colt L300
jurusan Bogor-Sukabumi. 
Alhamdulillah posisi duduk yang tersedia tidak telalu
buruk, baris kedua dari belakang, urutan ketiga dari jendela sebelah kiri.
Jumat Sore, 29 November 2013 begitu pulang dari kantor jam 16.01 WIB langsung
tancap gas menuju stasiun Bogor. Hari itu memang diniatkan untuk pulang ke
rumah menggunakan armada kereta api yang baru beroperasi sebulan terakhir ini.
Berbeda dengan kereta CL Jabodetabek yang beroperasi di stasiun Bogor, khusus
untuk kereta menuju sukabumi berangkat dari stasiun Bogor-Paledang. Ternyata
posisi stasiunnya ini berhadap-hadapan, tepatnya stasiun paledang ini berada di
belakang Restoran KFC.

Jumat Pagi sebelum berangkat ke kantor, saya sudah punya
niatan untuk membeli tiket untuk pulang ke sukabumi di Indomaret. Namun
ternyata indomaret2 yang saya jumpai selama perjalanan belum da yang buka.
(pada saat itu sekitar pukul 6.20 am)

Kemudian berkunjunglah ke alfamart yang 24 jam di daerah
bubulak, saying untuk e-ticketingnya sinyalnya wesss bubaar.

Stasiun Bogor-Paledang

Akhirnya saya membatin, mungkin masih sempat beli di stasiun
keberangkatan.

Kira-kira pukul 5.25 pm tiba di stasiun Bogor, saya titipkan
motor di parkiran stasiun Bogor kemudian berjalan cepat layaknya atlet  menuju stasiun Paledang. Ternyata, stasiun
tersebut terlihat belum sempurna seutuhnya selesai pembangunannya. Kenapa?
Terlihat banyak penumpang yang masih duduk2 di anak tangga dan warung2 sekitar.
(dipastikan setelah mengobrol dengan petugasnya juga :D)

Tiba di loket tiket kereta, tanpa disambut senyum tulus oleh
sang penjaga, Ia mencoba menjawab pertanyaan yang saya lontarkan apakah masih
ada tiket menuju Sukabumi.

Jawabannya adalah HAbiiiiiiiissss….

Ketika kutanyakan apakah masih ada tiket untuk keesokkannya
ternyataaaa

“Maaf Mba, jam pelayanan pembelian tiketnya telah habis.”

*syook

Di sana tertera pembelian tiket hanya sampai jam 16.30
-____-“

Akhirnya saya pun keluar stasiun Paledang, menyusuri jalan
kereta api, menenmbus KFC kemudian masuk ke dalam stasiun Bogor, ada indomaret
di sana. Saya pun berniat mencari alternative untuk berangkat sabtu pagi dan
tiket pulang di hari minggu. Ternyata kenyataan yang harus ditelan bulat-bulat
adalah tiketnya sudah SOLD OUT di weekend.

Rasanya penyesalan bergemuruh di dalam dada, sambil terus
me-report via whatsapp ke Mamah dan langsung menelepon si Ami, karena saya
berpikir untuk membelikannya tiket pulang. Ketika menerima kenyataan bahwa
semuaaa tiket pergi/pulang weekend ini habis, sudah terbayang untuk mengarungi
jalanan Bogor- Sukabumi dengan L300 tersayang.

Ternyata di perjalanan L300, saya bisa melanjutkan khataman
Quran, walaupun sempat pesimis bagaimana melanjutkannya. Dibalik kesulitan
memang ada kemudahan. Tiba di degung, RS As Syifa sekitar pukul 8.25 pm. Perjalanan
ini tidak disebut lancar juga, selain karena kemacetan dan jalan yang berkelak
kelok, bawaan supirnya pun kadang melupakan ada sekitar 12 makhluk hidup lain
selain dirinya yang ia kemudikan.

Di sela-sela perjalanan, beberapa petikan obrolan supir
dengan penumpang di sebelahnya tentang pendapatnya mengenai armada kereta api
yang jelas-jelas menjadi saingan di lahan bisnisnya. “Palingan oge nyampenya
sarua, ga jauh jauh.” Kalimat itu diucapkannya sambil menunggu lampu merah rel
kereta api (sejujurnya saya belum sadar itu di daerah mana :D). kesannya daerah
Kabupaten Sukabumi ini belum siap menerima kehadiran kereta api ini. Kenapa? Seolah-olah
kemacetan jalur darat pun bertambah karena “ketidak-siapan” stasiun-stasiun
pemberhentian antara Bogor-Sukabumi. Kemacetan Cicurug-cibadak kian bertambah
dengan aktifnya stasiun itu kembali, lalu lalang penumpang dan ngetemnya
angkutan umum menjadi pemandangan yang umum setiap kita melihat suatu stasiun
kereta api.

Namun termasuk orang yang merugilah kita kalau termasuk
orang yang tidak bisa menerima kenyataan dan tidak dapat memetik hikmah
. Selain
saya jadi mempunyai antisipasi untuk pembelian tiket pulang bulan depan
jauh-jauh hari. Me-refresh bagaimana Mengatur kejengkelan hati, Nah ini. Seperti
peribahasa “karena nila setitik, rusak susu sebaskom.”

Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan, hati tidak
bisa berkompromi dengan kenyataan yang ada justru kita sendiri yang menjadi
tidak bahagia. Ya, bahagia perasaan nyaman itu memang diciptakan dari diri
sendiri.

Semangat J


*berikut jadwal kereta keberangkatan dan pulang Bogor-Sukabumi
Dengan harga 15.000 rupiah untuk ekonomi, 35.000 untuk eksekutif
Kerera ekonomi dan eksekutif memiliki jadwal yg sama, karena 1 rangkaian kereta terdiri dari 5 gerbong, 1 eksekutif,3 ekonomi dan 1 lagi adalah gerbong makan. 


5 thoughts on “Kereta Api Bogor-Sukabumi”

  1. Baca ini beneran jadi kangen backpacker sendirian lagi dan naik2 angkot bukan travel or taksi online, sensasinya berbeda ya sista

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page