“Adek, ayo beresin mainannya, masa setiap main Mamah harus ingetin mulu. Ayo dong diberesin, udah dibilang berapa kali sih”
Pandemi Covid-19 ini membuat semua aktivitas banyak dilakukan di rumah. Anak sekolah di rumah, Ayah dan Mamah di rumah. Kemunculan marah tidak bisa dihindari. Siapa yang di sini pernah marah sama anak, eh saya ganti deh pertanyaannya. Siapa yang belum pernah sama sekali marah-marah sama anaknya? Kitapun bertanya-tanya bagaimana cara mengendalikan emosi marah di rumah.
Hampir semua orang pasti pernah marah-marah ya. Hal ini sering terjadi pada kehidupan sehari-hari. Tingkah laku anak-anak sering membuat kita, selaku orang tua kehilangan kesabaran dan akhirnya marah. Rasanya sebagai orang tua apalagi Mamah kaya saya berusaha mengumpulkan stok sabar yang benar-benar buat anak.
Seringnya banyak dari kita sebagai orang tua dihadapkan pada situasi tidak terduga ya, antara keluguan dan kelucuan anak yang kemudian diartikan sebagai suatu hal yang annoying. Padahal sebenarnya anak-anak tidak benar-benar menyebalkan. Maka dari itu sangat penting bagi kita sebagai orang tua agar dapat memiliki ketrampilan cara mengelola emosi marah ini.
Kali ini saya mau sharing cara mengendalikan emosi marah di rumah dari materi yang saya dapatkan “Biar Gak Marah-Marah Selama di Rumah” ini hasil dari sebuah seminar yang saya ikuti di IG Live. Seminar ini diadakan awal Juni bersama psikolog dan coach Bu Aisyah Yuhanida dan Bu Wiwik Wulandari.
Profil Pemateri
Pembicara kedua adalah Wiwik Wulansari atau yang sering disapa bubu ini saya tahu instagram beliau dari seorang bidan. Seorang praktisi home schooling ini suka sekali sharing mengenai self healing.

Marah Merupakan Bentuk Emosi yang Wajar dan Manusiawi
Pada awal sesi IG Live, Mbak Wiwik membuka dengan menanyakan perbedaan antara marah dengan marah-marah?
Bu Aisya menjelaskan marah adalah emosi yang alami terjadi di dalam tubuh. Marah juga sebagai pesan di dalam tubuh bahwa ada yang tidak sesuai atau adanya masalah. Emosi marah ini tentu ada manfaat dan gunanya.
Sedangkan marah-marah adalah reaksi emosi.
Reaksi emosi bisa dikendalikan atau dipelajari yang bisa diganti dengan reaksi lain. Reaksi emosi yang tidak sehat apabila membuat kita tidak lega dan orang lain malah kena imbasnya.

Mindset Tentang Marah yang Selama Ini Kita Pahami
Lalu baiknya bagaimana saat kita merasakan marah?
Apa sih yang membuat kita marah?
Langkah awal untuk menyelesaikan atau mengurai emosi marah
Berjalan ke dalam, Refleksi ke diri sendiri

Mempelajari biar ga marah-marah
1. Eksplorasi Kamus Ekspresi

2. Menyengaja berlatih supaya tidak marah-marah

Beberapa pertanyaan dari teman-teman saat instagram live berlangsung
View this post on Instagram
Marah harus diakui yang harus diganti adalah ekspresi marah-marahnya.
kenapa kita marah ketika melihat anak marah-marah?
Kita marah-marah karena sedang PMS atau perubahan hormon habis lahiran
Kalau lagi marah, pengennya makan, apa boleh?

Bagaimana cara mengajarkan anak untuk mengekspresi marah yang baik?
Penutup
- Berterimaksih pada diri sendiri sudah melakukan semua peran dan tugas
- Berterimakasih atas pilihan yang dibuat di masa lalu yang dulu dirasa baik walaupun sekarang ga baik
- Jangan hakimi masalalu dengan wawasan diri saat ini
- Fokus pada kelebihan bukan pada kekurangan
- Buat target yang realitis

Itulah catatan tidak singkat mengenai cara mengendalikan emosi marah di rumah. Semoga mewakili banyak dari apa yang disampaikan kedua narasumber ya. Adapun tips cara mengelola emosi anak yang bisa menjadi referensi Sahabat semua. Semoga bermanfaat. Selamat dan semangat berproses, Salam.

37 Comments. Leave new
Sepertinya saya harus banyak belajar untuk mengelola marah, jangan sampai cepat tua gara-gara bawaan marah. Jangan Marah Maka Untukmu Surga.
bismillah semangat kak efri!
Saya suka bagian, emosi adalah tamu. Ya, dipikir-pikir benar juga. Mau bagaimana, emosi pasti datang dan pergi. Kita hanya wajib mengelola saja. Terima kasih sudah nulis ini, Mbak 🙂
PR banget nih buat aku, khususnya ketika memahami ekspresi marah tuh baiknya kayak gimana. Karena, selama ini pun sebenarnya tahu kalau marah itu enggak lebih hanya sebatas sikap aja, bukan digambarkan dalam tindakan. Ahh, reminder banget nih
wuah emang penting banget menyiapkan diri ini buat melatih dan mengelola marah. Bisa bisa jadi gunung vulcanic yang meletus karena overwhelmed yg terakumulasi
Terima kasih banyak sharingnya kak Bagaimana caranya agar bisa mengendalikan amarah biar tidak menjadi marah-marah yang berkelanjutan yang merugikan diri kita sendiri maupun orang lain di sekitar kita
Wah makasih Mbak sudah sharing materi yang didapatkan. Bermanfaat sekali, semoga bisa saya aplikasikan tipsnya 🙂
Jadi marah itu beda dengan marah-marah ya..Hm, saya banget ini , sebenarnya bisa dikontrol biar enggak marah-marah. Habis anak-anak (apalagi saat pandemi di rumah aja) jadinya ya gitu deh…Emaknya nyaris enggak punya waktu buat diri sendiri hihi, akhirnya marah-marah dah.
Btw, materinya beneran daging …makasih Mbak sudah sharing:)
Bagus banget nih infonya. Saya selalu belajar buat menahan emosi supaya tidak marah-marah tetapi terkadang kalau yang pembuat masalah sudah keterlaluan, marah-marahnya muncul lagi. Tetap belajar menahan emosi supaya tetap sehat
Mba shafira aku ngga bosan2 bilang kalau blognya selalu eye catching. Tulisannya juga bagus. Sukaaa bangeet. Apalagi artikel satu ini soal marah. Buat aku yg kadang stres hadapi anak wajib bangeet praktekkan ini. Sekaligus kasih tahu ke anak apa yg harus dilakukan kalau marah. Thanks for sharing mba
Aku juga suka marah sama anak dan selalu diakhiri dengan penyesalan. Walau sudah minta maaf ke anak tapi penyesalannya itu lho mba suka membekas. Kita memang harus mengelola marah dengan baik agar tidak berujung dengan marah-marah ya, Mba.
Ternyata ada tekniknya mengelola emosi marah? Awalnya saya pikir antara marah dan marah-marah tuh sama. Ternyata beda. Terima kasih sharing ilmunya, kak. Sangat bermanfaat sekali.
Bole marah asal jangan marah marah ya kan mb?
😁 Wah anger rules nya bisa nih aku donlot utk ditempel di dinding rumah, 👏
Sebisanya saya menjalani hari-hari bersama buah hati dengan sesuatu yang menyenangkan. Jika sudah marah, apalagi marah-marah emosi ini nggak ke kontrol lagi. Bahkan berujung penyesalan. Makasi ilmunya ya kak.
Seneng banget baca artikel ini. Makasih mba, reminder nih buat aku sering melampiaskan marah dengan ngosrek kamar mandi tanpa dilakukan refleksi kenapa aku marah. Aku mau cobain semua step yang ada di sini buat mengelola emosi biar gak gampang marah-marah lagi dan mulai mengasihi diri.
Artikel ini sangat bagus untuk para orangtua apalagi di saat pandemi ini lebih sering bertemu dengan anak bahkan bisa 24 jam bertemu. Kadang ada kebiasaan anak yang harus pelan-pelan kita ubah , bukan dengan kemarahan semata
Bener banget mbak kita butuh effort dan kekonsistenan untuk mengubah kebiasaan itu. Aku kemarin bahkan sudah ikut kelas khusus ini. Hasilnya tetap saja beberapa kali kelepasan. Ini terjadi biasanya kalau lagi kecapean.
Hiks saya ini mba.. belum bisa mengelola emosi dan marah-marah menjadi marah yang positif. Mudah-mudahan sehabis ini bisa saya praktekkan ilmunya. Terimakasih mba..
Saya merasakan betul ni. Sejak suami work from home, jadi lebih emosian. Bukan berantem sama suami sih. Tapi cara kami menghadapi anak yg kadang berbeda, dan perbedaan itu memicu perselisihan-perselisihan kecil. Saya kalo emosi, harus selesai hari itu juga, gak boleh dibawa tidur dan dilanjutin esok hari. Puyeng. Hehehe
Bicara soal strategi untuk meredakan amarah itu memang sudah dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW ya, Mbak. Kalau sedang berdiri, ya duduk. Kalau ujungnya masih marah juga, ya berwudhu. Tapi terlepas dari itu, sebaiknya tidak menahan amarah, tapi mengelolanya saja
mantap nih saya dapat pengetahuan baru. Makasih sharenya. Tak mencoba untuk mengaplikasikannya
Wah, makasih mba sharingnya. Bermanfaat banget. Harus mencoba mencari ekspresi marah yang lebih baik ketimbang bentak dan teriak ke anak, ya. 🤭
Wah bermanfaat nih. Saya kadang suka gak sabr dan gak jarang emosi juga sama anak². Bisa dicoba lain kali. Makasih ya mbak
terima kasih kak untuk paparannya sangat bermanfaat banget untuk pengelolaan emosi saya. saya memang bukan tipikal yang gampang marah, kalaua da yang bikin kesal atau marah lebih cenderung diam dulu, hindari mereka, kalau orang terdekat saya akan memilih diskusi setelah keadaan tenang. dan karena jarang marah-marah saya suka trauma kalau lihat ada orang yang suka marah-marah
Biasanya kalau pas PMS tuh selalu bawaannya marah, kadang aku sie diem aja , tapi pernah juga meledak hehehe . atau biasanya aku ke tempat gym sie olahraga udah gitu masuk sauna diem di sana sebentar hilang tuh hawa marahnya dan puyengnya di dalam sauna, tapi karena ada pandemic kaya gini ya biasanya diem aja sie solusinya paling istigfar aja biar santuy.
makasih mbak sharingnya. kalo saya paling banyak pemicu marah adalah rasa bersalah pada anak. Jadi menyadari diri ini masih belum optimal dalam membersamai anak-anak, tapi malah muncul marah ketika melihat anak tantrum. Ini sy rasakan otomatis keluar kalo sy gak sanggup mengendalikan kekepoan anak…hiks.
waaah makasih tulisannya kak seru dan bermanfaat banget
memang kita boleh marah selama tidak menimbulkan kerugian
PR banget nih mengelola emosi ini
Stok sabar kayaknya harus ditambah. Seringkali saya menyesal setelah marah2 gak terkendali. Kenapa sih harus marah?
Setiap emosi memang ada fungsinya sendiri-sendiri dan kita harus tepat menyalurkannya
Ternyata beda ya marah dengan marah-marah. Sebagai ibu kondisi sekarang memang ujian ya, semoga kita tetap bisa mengendalikan emosi dengan cara yang lebih baik.
Aku tuh lagi mau ngajarin anakku buat kontrol emosinya. Tapi, semakin mencoba untuk ngajarin dia, aku makin sadar kalau sebenernya yang butuh belajar buat ngendalikan emosinitubya aku sendiri.
Thank you for sharing mama ina. Jadi dapat pencerahan.
Bener banget Mbak. Mengelola marah itu masya Allah ya? sepakat saya bahwa sesungguhnya kita harus mengetahui dan fokus pada kelebihan ya?
Ya ampun mbak baru baru ini aku buat artikel judulnya agar tidak stres menghadapi anak anak yang sering bertengkar. dari pengalaman pribadi, suka emosi mulu. Hiks. sedang belajar berdamai dengan diri sendiri. Alhamdulillah nemu tulisan mbak. Suka banget dengan tulisan ini.
Marah kalau ditahan nggak bagus, diungkapkan pun juga mesti dengan cara yang bagus. Jadi kembali lagi pada diri sendiri bisakah kuat untuk menahan rasa amarah ya
Waah marah memang hal yang sulit untuk ditahan. Bahkan spontan, tapi kala marah-marah sebenarnya bisa asal kita sslau sadar atau kontrol introspeksi kenapa mesti marah hehe
Sebisa mungkin menahan amarah agar Ketika meledak tidak menimbulkan rasa penyesalan ya kak
Lengkap banget ya pembahasan tentang marah. Seringnya sih marah itu ke luar dan lepas begitu saja, pas sudah reda, yang ada adalah penyesalan. Apalagi kepada anak-anak. Saat mereka tidur, padahal siangnya kita marahi, kita jadi kasihan banget. Begitu kan?