Imunisasi sangat penting dilakukan, bahkan menjadi salah satu hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tua. Bahkan imunisasi memiliki landasan hukum pada UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009. Di mana bunyi dari Undang Undang tersebut menegaskan bahwa setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk mencegah penyakit yang bisa dihindari lewat imunisasi.
Apa Itu Imunisasi
Imunisasi merupakan upaya pemberian vaksin kepada anak untuk melindungi si kecil dari penularan penyakit tertentu. Vaksin ini sendiri dibuat dari kuman yang melewati proses pelemahan atau dimatikan. Di mana vaksin ketika diberikan ke anak akan menguatkan sistem imunnya untuk merangsang terbentuknya zat antibodi.
Imunisasi yang diberikan kepada anak, tidak hanya dapat meminimalisir infeksi penyakit menular di masa depan terutama untuk penyakit-penyakit serius namun vaksin juga dapat melindungi masyarakat luas. Karena tujuan dari imunisasi ini membantu meminimalisir terjadinya penyebaran penyakit.
Mengapa Anak Harus Imunisasi?
Sebagaimana telah diketahui, bahwa imunisasi hukumnya adalah wajib di Indonesia. Maka dari itu jelas saja bahwa mengapa anak harus diimunisasi adalah karena memang perintah dari pemerintah secara langsung.
Ketika seorang anak sudah diimunisasi, maka tubuhnya akan punya kemampuan untuk menghadapi dan melawan infeksi dan tentu saja imunisasi dapat meningkatkan kekebalan tubuh anak. Vaksin juga dapat membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity. Di mana ketika cakupan imunisasi cukup tinggi dan merata, maka bisa membentuk kekebalan kelompok dan juga melindungi kelompok masyarakat yang rentan. Jadi bisa dibilang pemberian imunisasi pada kelompok usia tertentu khususnya untuk anak, dapat membatasi penularan ke kelompok usia dewasa dan juga orang tua.
Jadi ketika kelompok masyarakat yang tidak diimunisasi misalnya pada lansia juga bisa terlindungi dengan kekebalan kelompok atau herd immunity tadi, yang diciptakan oleh pemberian imunisasi pada anak. Vaksin bisa mencegah berbagai penyakit menular seperti campak, polio, hepatitis, difteri, tetanus, tuberkulosis, pertusis, influenza bahkan kanker serviks yang memang disebabkan oleh infeksi virus HPV.
Jenis Imunisasi Wajib yang Harus Kita Ketahui
Jadwal imunisasi pada anak tentu saja berbeda-beda sesuai dengan usianya, seperti berikut ini.
- Usia 0-6 Bulan
Pada usia ini anak wajib mendapatkan imunisasi selama 6 bulan dengan jenis imunisasi sebagai berikut.
- Hepatitis B
Hepatitis B primer diberikan kepada anak sebanyak 4 kali. Pertama vaksin diberikan dalam 24 jam setelah anak lahir, namun dengan ketentuan berat badan bayi mencapai >2000 gram.
Lalu selanjutnya vaksin diberikan pada anak saat usia 2, 3 dan 4 bulan. Ditambah satu kali booster pada usia 18 bulan.
- Polio
Vaksin video primer juga diberikan sebanyak 4 kali pada usia 0-1 bulan, usia 2 bulan, usia 3 bulan dan 4 bulan. Vaksin booster diberikan di usia 18 bulan.
- BCG
Diberikan hanya satu kali pada usia 0-1 bulan.
- DPT ( Difteri, Pertusis dan Tetanus)
Diberikan sebanyak tiga kali di usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan. Vaksin booster diberikan pada usia 8 bulan dan usia 5-7 tahun.
- PCV ( Pneumokokus)
Vaksin diberikan tiga kali di usia 2 bulan, 4 bulan dan juga 6 bulan kemudian diberikan juga booster saat usia anak 12-15 bulan.
- Vaksin Rotavirus
Merupakan vaksin yang terdiri dari dua jenis yaitu monovalen dan pentavalen yang akan diberikan sebanyak dua kali. Yang pertama monovalen, pada saat anak usia 6 minggu dan yang kedua pada interval minimal 4 Minggu dan harus selesai pada umur 24 Minggu.
Sedangkan pentavalen diberikan tiga kali. Yang pertama 6-12 Minggu, kedua interval 4-10 Minggu dan harus selesai pada umur 32 minggu.
- Usia 6-12 Bukan
Pada usia ini ada tiga jenis imunisasi yang diberikan ke anak dan wajib.
- Influenza
Diberikan pada anak usia 6 bulan kemudian berulang setahun sekali pada usia 18 bulan sampai 18 tahun.
- Campak, Mumps dan Rubella (MMR)
Vaksin ini diberikan pada anak usia 9 bulan dan diulang lagi saat anak usia 18 bulan.
- Usia 12-24 Bulan
Saat anak memasuki usia 1 tahun tetap mendapatkan imunisasi dengan dua jenis imunisasi dasar.
- Varisela
Imunisasi ini diberikan dua kali saat anak usia 12 – 15 bulan dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan. Vaksin ini berfungsi untuk mencegah anak terserang cacar air.
- Hepatitis A
Diberikan dua kali saat anak usia 12 bulan dengan interval 6-36 bulan setelah pemberian dosis pertama.
- Usia 2-18 Tahun
- Tifoid
Vaksin diberikan saat anak usia 2 tahun lalu diulang kembali per 3 tahun di usia 5-18 tahun. Tujuan vaksin ini untuk melindungi anak dari penyakit tipes.
- HPV ( Human Pappilomavirus)
Vaksin ini diberikan pada anak perempuan dua kali di rentang usia 9-14 tahun dengan jarak antara dosis pertama dan kedua pada interval 6-15 bulan.
- Dengue
Pemberian vaksin sebanyak 3 kali di usia anak 9 sampai 16 tahun dengan jarak 6 bulan.
Akibat Tidak Imunisasi
Memang imunisasi merupakan hal yang wajib bagi bayi. Lalu bagaimana jika anak tidak imunisasi? Anak yang tidak melakukan imunisasi atau imunisasi yang diberikan tidak rutin dan lengkap maka secara otomatis kekebalan tubuhnya terhadap penyakit tidak sempurna. Hal ini tentu saja bisa mengakibatkan anak lebih mudah tertular penyakit.
Peluang untuk penderita sakit berat hingga cacat bahkan meninggal dunia juga semakin tinggi. Anak yang tidak mengikuti imunisasi juga akan menjadi sumber penularan penyakit bagi orang lain. Karena ketika imunisasi yang dilakukan anak tidak lengkap atau tidak sama sekali, tubuh anak tidak akan terbentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.
Imunisasi Aman, Tidak Semua KIPI Karena Imunisasi
Imunisasi tentu saja aman diberikan kepada anak meski memang pada sebagian anak memberikan efek samping atau disebut KIPI. KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) merupakan reaksi tubuh pasien yang tidak diinginkan dan biasanya muncul setelah pemberian imunisasi.
KIPI bisa terjadi dengan ciri atau kondisi berbeda-beda pada setiap bayi mulai dari efek samping ringan sampai reaksi tubuh serius, seperti alergi parah karena kandungan vaksin. Namun perlu dipahami bahwa KIPI tidak selalu terjadi pada setiap orang yang melakukan imunisasi. Umumnya gejala yang muncul pada sebagian orang adalah gejala ringan dibanding reaksi radang atau alergi parah.
Penutup
Sekarang tentu kamu sudah paham pentingnya imunisasi untuk bayi dan anak dan dampaknya jika tidak melakukan imunisasi lengkap. Nah, dalam rangka memperingati pekan imunisasi dunia atau PID 2023 yang diselenggarakan mulai 24 hingga 30 April 2023, pemerintah dengan ini Kementrian Kesehatan menghimbau masyarakat lebih banyak yang sadar pentingnya imunisasi. Karena seperti diketahui Imunisasi adalah hak anak-anak kita yang perlu kita tuntaskan agar lebih banyak orang dan masyarakat terlindungi dari penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin. Yuk, segera kita cek anak dan sekitar kita agar mendapatkan imunisasi rutin lengkap!
#imunisasi #PID
Semoga bermanfaat, salam.
Sumber pengetahuan:
- Materi Temu Blogger Pekan Imunisasi Dunia, 21 Maret 2023